Baru jam 11 an, mailbox saya berdenting.
“Buku laporan rektor untuk dies natalis cantik, brilliant, untung bukan saya yang desain. Koq yang tampil foto Deddy Tikson dan Herman Parung? Mengapa bukan kamu?”
Merasa tak ada hubungan antara buku laporan dengan Deddy dan Herman, maka saya cuma menjawab bahwa saya tak ada urusan dengan foto-foto itu.
“Buku laporan rektor untuk dies natalis cantik, brilliant, untung bukan saya yang desain. Koq yang tampil foto Deddy Tikson dan Herman Parung? Mengapa bukan kamu?”
Merasa tak ada hubungan antara buku laporan dengan Deddy dan Herman, maka saya cuma menjawab bahwa saya tak ada urusan dengan foto-foto itu.
Sekitar jam 3 siang, pak Rusnadi masuk ke ruang Lantai 6 dengan wajah aneh. Dengan panjang lebar dia menggambarkan bagaimana penampilan buku tersebut. Melihat mimik mukanya yang sangat serius, kami yang berada di ruangan langsung berhenti bekerja. Awalnya kami mengambil kesimpulan bahwa pak Rusnadi berlebihan, mengingat dia suka bermain di wilayah hiperbola kalau bercerita. Merasa ceritanya tak mendapat tanggapan serius, dia meminta pegawai di lantai 4 untuk mengirimkan contoh buku ke Lantai 6.
Ketika melihat sampul buku tersebut, suara di Lantai 6 langsung senyap seperti dunia berhenti berputar. Buku itu menghapus jejak yang dibuat tim dengan begadang hingga menjelang sahur. Rasa terkejut, mual, marah tak berdaya bergabung menjadi satu. Kami saling berpandang-pandangan karena tak sanggup mengeluarkan kata. Buku yang tampilannya tidak saja aneh, tetapi juga tanpa “pesan tentang Unhas” bagi yang melihat.
Ketika melihat sampul buku tersebut, suara di Lantai 6 langsung senyap seperti dunia berhenti berputar. Buku itu menghapus jejak yang dibuat tim dengan begadang hingga menjelang sahur. Rasa terkejut, mual, marah tak berdaya bergabung menjadi satu. Kami saling berpandang-pandangan karena tak sanggup mengeluarkan kata. Buku yang tampilannya tidak saja aneh, tetapi juga tanpa “pesan tentang Unhas” bagi yang melihat.
Selera
Selera seseorang mewakili wawasannya, bukan sekedar kalimat basa-basi. Hal ini akan menjawab pertanyaan mengapa para politisi mau menyewa ahli poles wajah untuk tampil berbeda dalam kampanye pilkada. Kita lihat di mass media bagaimana para politisi tiba-tiba menampilkan aktifitasnya bersama rakyat kecil, bersama para petani, atau bersama pelaku pendidikan. Pesan yang ingin ditanamkan di benak orang bahwa para politisi itu adalah orang yang memikirkan rakyat. Agar misi pesan itu bisa sampai dengan optimal, ahli poles akan mengatur cara mereka berbicara, model pakaian, potongan rambut, cara mengerakkan tubuh dsb. Margareth Tatcher yang rambutnya terlalu terang dicat lebih gelap agar tampil lebih segar dan energik mengingat umurnya tidak muda lagi. Anak Lee Kuan Yew yang tentara dan berkesan konservatif mengubah penampilannya dengan berani menggunakan celana denim untuk menampilkan kesan moderat. Semua ini untuk tujuan menguatkan pengalaman menyenangkan penikmat sekaligus memperbaiki opini seseorang tentang barang yang akan dijual.
Selera seseorang mewakili wawasannya, bukan sekedar kalimat basa-basi. Hal ini akan menjawab pertanyaan mengapa para politisi mau menyewa ahli poles wajah untuk tampil berbeda dalam kampanye pilkada. Kita lihat di mass media bagaimana para politisi tiba-tiba menampilkan aktifitasnya bersama rakyat kecil, bersama para petani, atau bersama pelaku pendidikan. Pesan yang ingin ditanamkan di benak orang bahwa para politisi itu adalah orang yang memikirkan rakyat. Agar misi pesan itu bisa sampai dengan optimal, ahli poles akan mengatur cara mereka berbicara, model pakaian, potongan rambut, cara mengerakkan tubuh dsb. Margareth Tatcher yang rambutnya terlalu terang dicat lebih gelap agar tampil lebih segar dan energik mengingat umurnya tidak muda lagi. Anak Lee Kuan Yew yang tentara dan berkesan konservatif mengubah penampilannya dengan berani menggunakan celana denim untuk menampilkan kesan moderat. Semua ini untuk tujuan menguatkan pengalaman menyenangkan penikmat sekaligus memperbaiki opini seseorang tentang barang yang akan dijual.
“Edit seleramu!”, komentar itu sering kita dengar ditujukan kepada orang-orang yang dianggap berselera tidak memadai. Di sisi lain, kita juga sering mendengar pernyataan; “Ah, itu kan cuma soal selera!”
Kedua pernyataan tadi, bisa tidak memberi dampak penting bila selera yang dimaksud itu hanya digunakan untuk kepentingan pribadi. Tetapi bila seseorang sudah mewakili kepentingan institusi, suka atau tidak suka image yang ditampilkannya bisa punya dampak positif maupun negative. Selera yang tidak baik bisa memberi gambaran institusi yang tidak baik.
Kedua pernyataan tadi, bisa tidak memberi dampak penting bila selera yang dimaksud itu hanya digunakan untuk kepentingan pribadi. Tetapi bila seseorang sudah mewakili kepentingan institusi, suka atau tidak suka image yang ditampilkannya bisa punya dampak positif maupun negative. Selera yang tidak baik bisa memberi gambaran institusi yang tidak baik.
Selera menampilkan cita rasa mutu. Ketika saya pertama kali masuk ke rektorat dan dimintai pendapat soal kebersihan Unhas, maka komentar pertama saya adalah Unhas tidak mungkin bersih kalau Kepala Rumah Tangganya tidak tampil sebagai orang yang bersih. Saya memberi contoh orang yang menampilkan image bersih misalnya pak Nelwan (saat itu belum almarhum).
Sebagai makhluk yang suka meniru selera seseorang bisa dipengaruhi oleh lingkungannya. Selera pribadi sebagai kesukaan perorangan , ditentukan oleh karakter individual yang dibentuk oleh pengalaman/ keterbiasaan masing-masing dalam lingkungannya. Selera pribadi orang biasa bisa saja berkualitas tanpa disadarinya bila cukup waktu berada di lingkungan dengan cita rasa yang baik. Dia punya kemampuan untuk melihat, memilih dan menempatkan sesuatu berdasarkan standar mutu yang baik, tanpa melalui pendidikan atau latihan tertentu.
Karena selera bisa ditularkan, maka berada didekat orang yang berselera baik bisa meningkatkan kualitas selera kita. Demikian halnya kita tidak dianjurkan untuk berlama-lama berada dekat mereka yang tak berselera baik, kecuali kalau kita yakin memiliki kemampuan untuk memberi perubahan ke a rah yang lebih baik.
Selera & Estetika
Berbeda dengan standar kualitas estetika bagi selera pribadi yang sangat dipengaruhi oleh ruang dan waktu (kontekstual), para filsuf umumnya berpandangan bahwa standar kualitas estetika sejatinya tetap selalu berpatokan pada adanya nilai keharmonisan, keserasian dan keselarasan. Keharmonisan, keserasian dan keselarasan yang merupakan keutuhan / kesatuan (unity) dari komposisi suatu karya hanya bisa tercipta bila ada keseimbangan (balance), irama (ritme), skala (scale) dan aksen (accent) dari obyek tersebut. Unsur-unsur ini tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan selalu berkaitan satu sama lain. Berbicara tentang elemen-elemen tersebut akan ditentukan oleh pengetahuan kita tentang proporsi, simetri/asimetri, terang gelap, pola, tekstur hingga warna. Kepiawaian dan cara memainkan hubungan-hubungan berbagai elemen, membuat suatu karya selalu spesifik berbeda dengan yang lain. Perbedaan ini yang membuat identitas seorang desainer tampil tidak sama dengan desainer yang lain.
Berbeda dengan standar kualitas estetika bagi selera pribadi yang sangat dipengaruhi oleh ruang dan waktu (kontekstual), para filsuf umumnya berpandangan bahwa standar kualitas estetika sejatinya tetap selalu berpatokan pada adanya nilai keharmonisan, keserasian dan keselarasan. Keharmonisan, keserasian dan keselarasan yang merupakan keutuhan / kesatuan (unity) dari komposisi suatu karya hanya bisa tercipta bila ada keseimbangan (balance), irama (ritme), skala (scale) dan aksen (accent) dari obyek tersebut. Unsur-unsur ini tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan selalu berkaitan satu sama lain. Berbicara tentang elemen-elemen tersebut akan ditentukan oleh pengetahuan kita tentang proporsi, simetri/asimetri, terang gelap, pola, tekstur hingga warna. Kepiawaian dan cara memainkan hubungan-hubungan berbagai elemen, membuat suatu karya selalu spesifik berbeda dengan yang lain. Perbedaan ini yang membuat identitas seorang desainer tampil tidak sama dengan desainer yang lain.
Semua rumus-rumus ilmu tentang estetika dapat dipelajari di kelas bahkan sekarang sudah banyak program komputer yang siap diaplikasikan. Sayangnya keberhasilan untuk menampilkan kualitas yang baik tidak sekedar seperti mata pelajaran matematik. Sebab bila modalnya cukup menggunakan mesin, maka hanya dengan keahlian menggunakan komputer, semua orang bisa menghasilkan karya estetis. Estetika membutuhkan lebih dari sekedar rumus! Dia membutuhkan kepekaan rasa dan emosi yang bermain saat meditasi sebelum otak ini bekerja mendefinisikan suatu karya melalui riset menghubung-hubungkan elemen yang satu dengan yang lain.
Publikasi
Desain adalah bahasa simbol atau lambang, yang menampilkan pesan dan makna bagi pencipta maupun penikmat yang dituju. Maka ketika Unhas membuat publikasi agar orang mengenal dirinya atau ingin meningkatkan apresiasi orang kepada Unhas, terlebih dahulu seorang desainer/pengarah gaya (stylish) harus mengetahui dan mengenal dengan pasti apa dan siapa Unhas itu.
Desain adalah bahasa simbol atau lambang, yang menampilkan pesan dan makna bagi pencipta maupun penikmat yang dituju. Maka ketika Unhas membuat publikasi agar orang mengenal dirinya atau ingin meningkatkan apresiasi orang kepada Unhas, terlebih dahulu seorang desainer/pengarah gaya (stylish) harus mengetahui dan mengenal dengan pasti apa dan siapa Unhas itu.
Pada acara diskusi dengan pimpinan Unhas di Ruang Rapat A bertema visi universitas, David William menyatakan pentingnya untuk membumikan nilai-nilai yang dianut Unhas. Sebelumnya David cukup terkesima dengan konsep yang tertuang pada renstra Unhas, mengingat semua harapan dan impian sudah dicantumkan dengan jelas dan indah. Persoalannya pada pesan yang belum disampaikan dengan baik kepada seluruh pemangku kepentingan. Bahkan ketika berbicara tentang ”shared value” sebagai roh dari renstra, sebagian besar peserta diskusi tidak mengerti apa yang dimaksud. Belajar dari Fred Hilmer dengan kesuksesannya menakhodai UNW, ”shared value” adalah pengikat semua komponen manajemen untuk mencapai visi. Untuk alasan inilah maka konsep nilai Unhas wajib dihembuskan dengan serius dalam laporan rektor yang disajikan di hadapan Rapat Senat Luar Biasa Unhas pada acara Dies Natalis. Karena alasan ini pula, konsep tentang jati diri Unhas yang tertuang dalam renstra diposisikan terletak pada halaman dalam sampul depan laporan sebelum pengantar dari rektor, dengan asumsi bahwa pembaca akan punya bayangan sebelum masuk ke bab yang membahas apa yang ingin dan telah dilakukan Unhas.
Fokus isi laporan ditujukan pada aktifitas yang telah dilakukan Unhas untuk mendukung visi pimpinan tentang cita-cita ke arah world class university. Pada masa kini saat dimana-mana rakyat lelah dengan janji, mereka hanya menuntut aksi. Kami butuh bukti bukan janji! Harapan itulah yang sering kita dengar. Karena itu foto-foto gaya, jabat tangan dengan orang penting dan semacamnya tidak laku lagi. Kita lihat para politisi mendesain aktifitas pura-pura untuk memperlihatkan bukti bahwa mereka telah melakukan sesuatu.
Jauh hari sebelum tim bekerja menyusun materi laporan, pekerjaan mengumpulkan dokumentasi aktifitas telah dilakukan dengan serius. Kami tidak ingin foto yang ditampilkan merupakan hasil rekayasa, sebab bila dibaca oleh orang yang mengerti, dapat ditafsirkan bahwa aktifitas itu palsu. Kalau kita perhatikan publikasi institusi pendidikan di seluruh dunia, sudah pasti yang ditampilkan adalah aktifitas yang berkaitan dengan kepentingan akademik, karena itu adalah bisnis utama institusi.
Selain mengatur strategy tentang materi laporan, tim juga membahas penampilan wajah fisik laporan. Trend gaya atau style selalu dipengaruhi oleh dinamika lingkungan. Bukan kebetulan tiga tahunan lalu ada trend warna ungu misalnya. Sebab pada saat itu dunia dilanda bencana diberbagai penjuru dunia. Warna ungu adalah simbol keillahian, digunakan orang agar kita kembali mengingat bahwa kita ini sekedar ciptaan yang sudah waktunya menundukkan kepala kembali. Atau mengapa ibu rumah tangga ramai-ramai menginginkan gaya minimalis bagi rumahnya walau tak tahu artinya. Minimalis itu mewakili simbol kesederhanaan, menunjukkan kesadaran untuk tidak ikut-ikutan larut dalam kekacauan dunia. Kalau dikaitkan dengan konsistensi, maka menjadi lucu bila restoran kari kambing yang sarat bumbu tampil di restoran minimalis. Gaya minimalis hanya cocok untuk jenis kuliner yang praktis seperti makanan cepat saji misalnya. Kita juga melihat pemilihan huruf dalam desain perwajahan masa kini menggunakan bentuk-bentuk tampilan yang lebih ringan dan sederhana. Bentuk bold yang dulu laku berat, saat ini dianggap jadul.
Dalam konteks publikasi media, saya sering mengingatkan kepada mahasiswa dan teman-teman termasuk saat membawakan materi membuat desain presentasi di SCL, bahwa tujuan utama kita adalah menyampaikan pesan pemikiran kita, bukan mengumumkan keahlian menciptakan bentuk huruf, membuat animasi yang mengagetkan dan berbagai ketrampilan lain. Kalau tokh itu dibutuhkan, jangan sampai pameran keahlian itu justru menutup ruang orang untuk menyimak dengan baik pesan yang ingin kita sampaikan. Kecuali kalau kita memang ingin menyembunyikan ketidak mampuan membuat materi pesan dan berharap penikmat cukup terkesima dan tidak memperhatikan isi materi.
Simbol-simbol yang ingin ditampilkan secara visual dalam buku laporan, diharapkan mewakili jati diri Unhas. Banyak orang mengartikan simbol secara vulgar. Misalnya ketika ingin menampilkan budaya bahari, maka seolah-olah cukup dengan menampilkan perahu. Atau ketika ingin menampilkan world class university, maka yang digambar bola dunia. Standar kualitas suatu karya seni lebih tinggi dari sekedar berbicara tentang elemen estetika. Dia membutuhkan tingkat kerumitan dan kehalusan. Dua hal ini bisa tampil dalam konsep simbol atau lambang secara visual. Walaupun karya seni juga merupakan mimicri (imitasi) dari sesuatu yang natural, tetapi menampilkan dalam bentuk copy paste untuk simbol tidak dianggap suatu keberhasilan.
Ruang Senat dan Ruang Rapat A didesain dengan simbol transparansi. Dibahasakan dengan tidak mengada-ada, tidak berliku-liku, tidak menyembunyikan sesuatu. Ketika pak Rady merasa telanjang ketika duduk di meja ruang senat, memang efek itulah yang ingin ditimbulkan. Transparansi menuntut kerapihan dan kesempurnaan pekerjaan. Mereka yang terbiasa tidak rapih dalam bekerja selalu risih bila aktifitasnya bisa diteropong dari jauh. Contoh transparansi juga bisa dilihat pada lembaga keuangan modern. Dahulu semakin tebal dinding wajah depan suatu bank, semakin menunjukkan tingkat keamanan uang nasabah yang disimpan. Saat ini nasabah butuh keyakinan bahwa uang mereka dikelola dengan manajemen transparan dan tidak disalah gunakan oleh pengelola bank dalam bisnis ilegal.
Penutup
Contoh-contoh di atas cukup untuk menjelaskan bahwa desain wajah laporan rektor yang bukan sekedar majallah melainkan merupakan dokumentasi resmi, harus bisa mewakili harapan dan keinginan untuk memperkenalkan jati diri, menanamkan image kepada publik tentang institusi kita. Buku ini jelas bukan sekedar album kenangan, melainkan dokumen yang memuat catatan apa yang kita rencanakan, apa yang telah kita buat dan apa yang masih harus kita lakukan di masa depan. Sayang sekali tak satupun teori tentang desain yang baik dipenuhi oleh buku tersebut. Kalau tokh ada pesan yang sampai ke penikmat, maka yang ada adalah pesan kekacauan. Mungkin benar, kita tak selalu bisa menyembunyikan wajah kita! (tm)