Awalnya Global Distance Learning Network (GDLN) Unhas tercipta sama sekali tanpa dukungan birokrasi universitas. Fasilitas teleconference senilai 5M saat dibangun tahun 2004-2005 hingga kini diakui masuk kategori kelas atas diantara para universitas penyelenggara dalam negeri (UI, Unud, Unri dan Unhas) maupun luar negeri yang dibiayai oleh World Bank. Sayang sekali kemewahan ini cukup lama tertidur tanpa aktifitas yang berarti dan belum dikenal sampai ke program studi sebagai target potensil pengguna.
Sistem pembelajaran multi media lewat teleconference sejatinya menuntut persiapan yang prima dari penyelenggara. Ketidak biasaan untuk menyediakan materi dan kelas pembelajaran dengan baik dan terinci membuat dosen-dosen universitas ragu-ragu memanfaatkan fasilitas canggih ini. Bayangkan dengan teleconference, dosen tampil di hadapan dunia belajar tanpa batas (borderless), disaksikan oleh siapa saja yang berminat atau masuk dalam system jaringan. Dari sisi yang lain, manfaat positif yang bisa diperoleh adalah komunitas pembelajar menjadi terbuka melintasi batas universitas bahkan negara. Dengan metoda interaktif kita bisa mengakses ilmu pengetahuan sesegera mungkin, langsung dari sumbernya.
Harus disadari bahwa tanpa dukungan yang serius dari birokrasi universitas, bukan saja dengan informasi ke program studi tentang keberadaan fasilitas, melainkan juga dukungan untuk keberanian menjadikan teleconference sebagai bagian penting dari sistem pembelajaran, termasuk kesadaran untuk membuat konten materi pembelajaran yang bisa ditawarkan ke masyarakat dunia, terutama materi-materi yang diyakini sebagai kekayaan lokal yang dimiliki universitas. Selain itu, bila dengan fasilitas ini birokrasi universitas mau berubah dari melakukan pertemuan internasional antar negara secara tradisional relatif tidak efisien dari segi biaya dan waktu menjadi pertemuan secara virtual, kita bisa tampil dengan citra positif yang tidak tertinggal dalam hal teknologi. Semakin sering kita melakukan itu, semakin terlatih kita dan semakin dikenal luas di dunia maya. Tanpa dukungan yang kuat, GDLN tak lebih dari seonggok material tak berjiwa yang akan menua dengan cepat. Simak juga tulisan Peluncuran GDLN Indonesia dan Horizon Baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar